Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Dari Terpaksa Menjadi Cinta

Kisah ini sambungan dari:   Hijab Ini Menjagaku  Ku jalani hari-hari pertamaku memakai hijab, saat itu aku hanya mempunyai 2 jilbab plus cadar. Dipakai satu, dijemur satu. Sehingga aku merasa malu untuk mengajar. Jilbanya itu-itu saja. Tapi walau begitu, ku yakinkan hatiku bahwa suatu hari nanti, akan ada banyak hikmah yang bisa aku temui, harus semangat..! Bukankah ini kebaikan,? Ya.. aku yakin Allah pasti akan membantu. Lalu, dengan mengumpulkan uang honor yang ku dapat, akhirnya aku bisa membeli beberapa pasang gamis dan jilbab bercadar,tak ingin aku pakai uang orang tuaku untuk urusan yang satu ini. SEMANGAT..!!! 1 TAHUN BERLALU.. Tak terasa, selesai sudah masa tugasku di ma'had itu. Berarti, setahun sudah pula ku kenakan hijab. Ketika pikiran dan khayalan terbang, mengingat apa-apa yang telah terjadi dan terlewati.. Baru ku sadari, ternyata hijab ini, mempunyai fungsi dan manfaat yang begitu banyak bagiku.. dengan hijab ini, aku belajar bagaimana cara memperbaiki

Hijab Ini Menjagaku

Hijab ini menjagaku.. Hari ini adalah hari dimana aku berangkat ke Ma’had * tempat aku ditugaskan. Ditemani ayah, bunda, surat tugas, bismillah dengan niat yang tulus untuk mengabdikan diri dan berbagi ilmu. Kami berangkat ke Pandai Sikek, Sumatera Barat, menuju ma’had yang menantiku untuk menjadi ustadzah disana. Setelah menempuh perjalanan Riau – Sumbar selama semalam, tibalah kami di kota Bukittinggi, Kota wisata yang indah dan sejuk. Kamipun dijemput mudir Ma’had * di terminal beserta pasa ustadz. Mereka mengambut kami layaknya keluarga. Aku merasa nyaman, walau ditengah perjalanan, ada 2 lelaki asing yang juga dijemput sama sepertiku. “Sepertinya anak ma’had juga, sepertinya seumuran denganku, siapa mereka,? ?  Ahh.. terserah,, nyapain diurusin.?” Bisiku dalam hati. Ma’had yang berada di kaki gunung singgalang itu begitu sederhana. Semua bangunan terbuat dari papan, kecuali mushala dan kantor. Kelas papan, asrama papan dan perumahan staf pengajarpun papan. Semuanya

Tauhid Tiada, Barokah Rumah Tangga Sirna

Keluarga Samara (sakinah, mawaddah, wa rahmah) adalah keluarga dambaan dan impian banyak orang, walaupun mewujudkannya tidak semudah yang mereka harapkan.  Keluarga samara ini terwujud bukan karena harta yang banyak semata, atau karena faktor-faktor materi lainnya, tapi terwujud dari sebuah pondasi yang kuat yaitu keluarga yang dibangun di atas pondasi aqidah dan tauhid yang benar. Proses Pernikahan  Selamat dari Kemusyrikan Sebagai muslimah sejati, kita harus memiliki komitmen yang kuat agar proses pernikahan kita kelak selamat dari perkara-perkara syirik dan kufur. Tidak seyogyanya ibadah nikah yang agung dan mulia tersebut tercampuri dengan perkara-perkara yang akan menjauhkannya dari ridha dan berkah-Nya. Bila tidak kita antisipasi sejak dini, itu akan menjadi malapetaka bagi kita di saat pernikahan kelak. Apalagi jika kedua orang tua dan keluarga besar kita adalah orang-orang awam yang meletakkan adat-istiadat di atas segala-galanya. Menurut mereka, melanggar adat ak

Surat Cinta untukmu Akhi…,

Malam telah larut terbentang. Sunyi. Dan aku masih berfikir tentang dirimu, akhi. Jangan salah sangka ataupun menaruh prasangka. Semua semata-mata hanya untuk muhasabah terutama bagi diriku, makhluk yang Rasulullah SAW sinyalirkan sebagai pembawa fitnah terbesar.—Suratmu sudah kubaca dan disimpan. Surat yang membuatku gementar. Tentunya kau sudah tahu apa yang membuatku nyaris tidak boleh tidur kebelakangan ini. “Ukhti, saya sering memperhatikan anti. Kalau sekiranya tidak dianggap lancang, saya berniat berta’aruf dengan anti.” Jujur kukatakan bahwa itu bukan perkataan pertama yang dilontarkan ikhwan kepadaku. Kau orang yang kesekian. Tetap saja yang ‘kesekian’ itu yang membuatku diamuk perasaan tidak menentu. Astaghfirullahaladzim. Bukan, bukan perasaan melambung kerana merasakan diriku begitu mendapat perhatian. Tetapi kerana sikapmu itu mencampak ke arah jurang kepedihan dan kehinaan. ‘Afwan kalau yang terfikir pertama kali di benak bukannya sikap memeriksa, tapi malah se

Mengenal Sosok Abu Bakar Ash-Shiddiiq, Orang yang Awal Masuk Islam

Nama lengkap beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Taim bin Murrah bin Ka`ab bin Lu`ai bin Ghalib bin Fihr al-Qurasy at-Taimi – radhiyallahu`anhu . Bertemu nasabnya dengan Nabi pada kakeknya Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Abu Bakar adalah shahabat Rasulullah – shalallahu`alaihi was salam – yang telah menemani Rasulullah sejak awal diutusnya beliau sebagai Rasul, beliau termasuk orang yang awal masuk Islam. Abu Bakar memiliki julukan “ash-Shiddiq” dan “Atiq”. Ada yang berkata bahwa Abu Bakar dijuluki “ash-Shiddiq” karena ketika terjadi peristiwa isra` mi`raj, orang-orang mendustakan kejadian tersebut, sedangkan Abu Bakar langsung membenarkan. Allah telah mempersaksikan persahabatan Rasulullah dengan Abu Bakar dalam Al-Qur`an, yaitu dalam firman-Nya : “…sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada sahabatnya: `Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita’.” (QS at-Tau

Zainab binti Khuzaimah, Ummul Masakin Menjadi Ummul Mukminin

Zainab binti Khuzaimah adalah ummul-Mukminin, salah seorang istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallah. Nama lengkapnya adalah Zainab binti Khuzaimah bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah. Ibunya bemama Hindun binti Auf bin Harits bin Hamathah. Berdasarkan asal-usul keturunannya, dia termasuk keluarga yang dihormati dan disegani. Tanggal lahirnya tidak diketahui dengan pasti, namun ada riwayat yang rnenyebutkan bahwa dia lahir sebelum tahun ketiga belas kenabian. Sebelum memeluk Islam dia sudah dikenal dengan gelar Ummul Masakin (ibu orang-orang miskin) sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Thabaqat ibnu Saad bahwa Zainab binti Khuzaimali bin Haris bin Abdillah bin Amru bin Abdi Manaf bin Hilal bin Amir bin Sha’shaah al-Hilaliyah adalah Ummul-Masakin. Gelar tersebut disandangnya sejak masa jahiliah. Ath-Thabary, dalam kitab As-Samthus-Samin fi Manaqibi Ummahatil Mu’minin pun di terangkan bahwa Rasulullah. menik

Abdullah bin Rawahah

Sahabat asal Ansar dari suku Khajraj ini termasuk orang yang memeluk agama Islam dari sejak dini yang merupakan salah seorang pimpinan dalam baiat Akabah. Berliau ini sempat mengikuti perang Badar dan peperangan-peperangan sesudah itu, akhirnya beliau meninggal dalam perang Muktah. Rasululloh Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sedang duduk di suatu tempat dataran tinggi kota Mekah, menghadapi para utusan yang datang dari kota Madinah, dengan bersembunyi-sembunyi dari kaum Quraisy. Mereka yang datang ini terdiri dari duabelas orang utusan suku atau kelompok yang kemudian dikenal dengan nama Kaum Anshar. Mereka sedang dibai’at Rasul (diambil Janji sumpah setia) yang terkenal pula dengan nama Bai’ah Al-Aqabah al-Ula (Aqabah pertama). Merekalah pembawa dan penyi’ar IsIam pertama ke kota Madinah, dan bai’at merekalah yang membuka jalan bagi hijrah Nabi beserta pengikut beliau, yang kemudian, membawa kemajuan pesat bagi Agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala yaitu Islam. Salah satu dari utusan yan

Abd’llah Bin Mas’ud

Abdullah bin Mas’ud telah beriman kepadanya dan merupakan orang keenam yang masuk Islam dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dengan demikian ia termasuk golongan yang mula pertama masuk Islam Pertemuannya yang mula-mula dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu diceritakannya sebagai berikut: “Ketika itu saya masih remaja, menggembalakan kambing kepunyaan Uqbah bin Mu’aith. Tiba-tiba datang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersama Abu Bahar radhiyallahu ‘anhu, dan bertanya: “Hai nak, apakah kamu punya susu untuk minuman kami’: “Aku orang kepercayaan” ujarku’: “dan tak dapat memberi anda berdua minuman …!” maka sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apakah kamu punya kambing betina mandul, yang belum dikawini oleh salah seekor jantan”? ada : ujarku. Lalu saya bawa ia kepada mereka. Kambing itu diihat kahinya oleh Nabi lalu disapu susunya sambil memohon kepada Allah. Tiba-tiba susu itu berair banyak …. Kemudian Abu Bahar mengambikan sebuah batu

Abdullah bin Khuzafah As Sahmi

Sahabat yang memeluk Islam dari sejak dini sempat mengikuti emigrasi ke Abessinia kemudian hijrah ke Madinah. Beliau sempat mengikuti penaklukan daerah Syam (Suriah dan sekitarnya), tapi malang beliau tertawan oleh pasukan Romawi dalam penyerbuan di Kaisariah. Beliau meninggal di Mesir di masa pemerintahan Utsman bin Affan. Seorang sahabat yang dikenal dengan Abdullah ibnu Huzhafah as-Sahmi. Sejarah telah mencatat sepak terjang laki-laki ini sebagaimana pahlawan yang tidak pernah hilang dari benak orang Arab, bahkan Islam amat berjasa kepada Abdullah ibnu Huzhafah dengan mempertemukannya dengan para pemimpin dunia pada masa hidupnya seperti Kisra Parsi dan Kaisar Rum. Kisah Abdullah ibnu Huzhafah dengan kedua raja itu merupakan cerita yang tidak akan terlupakan sepanjang masa dan akan senantiasa terukir di dalam sejarah. Kisah dengan Kisra Raja Parsi terjadi tahun 6 H ketika Nabi berniat untuk mengutus beberapa sahabat beliau untuk menyampaikan surat-surat kepada raja-raja n