Kisah ini sambungan dari: Hijab Ini Menjagaku
Ku jalani hari-hari pertamaku memakai hijab, saat itu aku hanya mempunyai 2 jilbab plus cadar. Dipakai satu, dijemur satu. Sehingga aku merasa malu untuk mengajar. Jilbanya itu-itu saja. Tapi walau begitu, ku yakinkan hatiku bahwa suatu hari nanti, akan ada banyak hikmah yang bisa aku temui, harus semangat..! Bukankah ini kebaikan,? Ya.. aku yakin Allah pasti akan membantu.
Lalu, dengan mengumpulkan uang honor yang ku dapat, akhirnya aku bisa membeli beberapa pasang gamis dan jilbab bercadar,tak ingin aku pakai uang orang tuaku untuk urusan yang satu ini. SEMANGAT..!!! 1 TAHUN BERLALU.. Tak terasa, selesai sudah masa tugasku di ma'had itu. Berarti, setahun sudah pula ku kenakan hijab. Ketika pikiran dan khayalan terbang, mengingat apa-apa yang telah terjadi dan terlewati..
Baru ku sadari, ternyata hijab ini, mempunyai fungsi dan manfaat yang begitu banyak bagiku.. dengan hijab ini, aku belajar bagaimana cara memperbaiki akhlaq untuk menjadi muslimah yang sempurna, bagaimana cara memupuk rasa malu, menundukkan pandangan, menjaga hak-hak sesama muslim, juga hal lainnya.
Aku juga merasa adanya yang berbeda dari cara orang lain memperlakukanku, mereka menjadi sangat sopan, sangat hati-hati, juga sangat menghormatiku. Teringat kejadian ketika aku pergi dengan bus, di sana tak ada satupun bangku kososng. Aku Berdiri. Tapi tak berapa lama, seorang laki-laki berdiri dan menawarkanku untuk duduk di sana, bukan kepada wanita-wanita lain.
Baca juga:
Membuka Hijab di Hadapan Wanita Muslimah
Membuka Hijab di Hadapan Wanita Kafir
Baca juga:
Membuka Hijab di Hadapan Wanita Muslimah
Membuka Hijab di Hadapan Wanita Kafir
Ketika aku naik dan turun bus, kondektur bus yang membawakan tasku, juga membuka jalan untukku di tengah sesaknya penumpang yang berdiri karena bus terlalu penuh. Suatu penghormatan yang luar biasa. Ketika aku kebingungan hendak menyebrang jalan, karena banyak kendaraan, seketika seorang ibu penyapu jalan mendekatiku, membawakan tasku dan menyebrangkanku. Ketika aku membeli bakso, lalu aku kebingungan mencari uang (karna lupa nyimpen uang dimana) tiba-tiba seorang ibu di sampingku mengeluarkan uang dan membayarkan belanjaanku, aku merasa senang dan terharu.
Juga ketika aku sedang berjalan, tiba-tiba seorang nenek memanggilku, memelukku, menghujaniku dengan berbagai pertanyaan dan menangis, aku bingung. Tapi akhirnya aku mengerti, beliau adalah nenek yang hidup sebatang kara, dulu beliau memiliki seorang tetangga yang juga bercadar, sangat baik dan perhatian padanya, layaknya anak sendiri. Tapi muslimah itu pindah dan meninggalkan nenek dengan kesepiannya. Mungkin beliau teringat masa lalu.
Dan sampai saat inipun, aku masih bisa berorganisasi, menebar dakwah dan kebaikan, menjadi muslimah full manfaat. Juga aktifitas keislaman lainnya. Benarlah janji Allah yang tidak akan menyia-nyiakan al-atqiyaa', orang-orang yang senantiasa bertakwa. Begitulah, jika mengingat kejadian-kejadian itu, sering ku tersenyum sendiri, karna aku faham, hijab inilah yang menjagaku, yang memulikanku, dan mengajariku cara berakhlak yang sempurna.
Ku putuskan untuk terus memakai hijab, sampai saat ini. Walau tak jarang ku dengar nyanyian iseng yang mengejekku dengan sebutan teroris, ninja, arab kesasar.. tapi bagiku itu adalah lelucon yang tak perlu ku tanggapi. Hatiku tetap tenang dan diriku tetap nyaman, asal Allah ridho kepadaku, asal aku bisa menggapai syurga-NYA.
by: Setia al-haq
Sumber: Majalah Open Mids
by: Setia al-haq
Sumber: Majalah Open Mids
Komentar
Posting Komentar