Langsung ke konten utama

Perjalanan Rumah Tangga Atikah binti Zaid, Istri Para Syuhada’

Kali ini, kita akan mengupas profil shahabiyah yang memiliki kepribadian yang sangat agung. Beliau adalah Atikah binti Zaid yang sangat terkenal dengan kecantikan, kepandaian, tawadhu’, serta ketaatannya  kepada Allah.

Atikah merupakan seorang wanita yang sangat cantik rupawan, seorang gadis yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Atikah merupakan putri dari Zaid bin Amr, salah seorang yang menghina berhala-berhala kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Zaid tidak sempat bertemu dengan Rasulullah, tetapi hatinya telah menanti dan mencintai Rasul, hingga Rasulpun melihatnya di syurga. Saudara Atikah juga merupakan ahli syurga ia adalah Said bin Zaid, suami dari fathimah binti Khattab.

Atikah telah mewarisi kefasihan, kemampuan bersyair, kelembutan perasaan, ketajaman hati, kesucian jiwa untuk beriman dari ayahnya. Maka tatkala Rasul menyuruh kepada Islam dia langsung menyambut seruan tersebut dan berbaiat kepada Rasul, serta beliau juga ikut serta dalam hijrah.

Atikah menikah dengan Abdullah bin Abu Bakar. Abdullah sangat memuliakan, menghormati, dan menjaganya. Pada suatu hari, Abu Bakar berjalan di depan rumah Abdullah untuk pergi bersama-sama shalat di masjid. Namun, terlihat olehnya anaknya yang bermesraan dengan istrinya, Abu Bakar membatalkan niatnya dan meneruskan perjalanannya ke masjid. Setelah selesai menunaikan shalat, Abu Bakar sekali lagi melalui jalan tersebut. Alangkah kesalnya Abu Bakar melihat anaknya masih bermesraan dengan istrinya, kemudian Abu Bakar segera memanggil Abdullah. Dia bertanya, “Wahai Abdullah, apakah kamu shalat berjamaah?”. Tanpa berhujjah panjang Abu Bakar berkata, “Wahai Abdullah, Atikah telah melalaikan kamu dari kehidupan dan pandangan hidup, malah dia juga telah melupakan kamu dari shalat fardhu, ceraikanlah dia!”.

Demikianlah perintah Abu Bakar kepada Abdullah. Suatu perintah ketika mendapati anaknya melalaikan hak Allah. Ketika beliau melihat Abdullah terpesona keindahan dunia sehingga menyebabkan semangat juangnya luntur. Tanpa membuat dalih, Abdullah mengikuti perintah ayahandanya dan menceraikan istri yang cantik dan dicintainya.

Perceraian ini membuat Abdullah sakit. Lalu dia merangkum sebuah syair untuk Atikah. Kemudian Abu Bakar pun menyuruhnya untuk rujuk kembali. Atikah dan Abdullah pun belajar dari kesilapan lalu, supaya tidak meletakkan cinta antara mereka melebihi cinta kepada Allah. Tatkala mereka sudah rujuk, Abdullah menghadiahkan sebidang tanah (kebun) dengan syarat agar Atikah tidak menikah lagi dengan orang lain jika Abdullah telah meninggal.

Setelah kepergian Abdullah banyak sahabat yang datang melamar Atikah akan tetapi, Atikah menolak lamaran tersebut karena janjinya kepada Abdullah. Maka ketika Umar bin Al-Khattab melamarnya, Atikah menceritakan masalah kebun itu dan syarat dari Abdullah. Umar menyuruhnya agar meminta fatwa kepada Ali bin Abu Thalib. Ali berkata : ” Kembalikan kebun itu kepada keluarga Abdullah, sesudah itu menikahlah lagi.”

Maka Atikah menikah dengan Umar. Umar Al-Khattab syahid ditikam seorang Majusi bernama Lu’lu’ ketika sholat. Setelah Umar meninggal dunia dan habis masa iddahnya, dia menikah lagi dengan Zubair bin Awwam. Az-Zubair meninggal dunia, syahid setelah dibunuh secara zalim dalam Perang Jamal di Wadi siba’. Setelah itu, Atikah dilamar oleh Ali bin Abu Thalib. Atika menolaknya dengan surat;

“Bukannya aku tidak menghormati sepupu Rasulullah, tetapi aku khawatir dirimu pun akan menjadi korban pembunuhan. Semua suamiku sebelum ini selalu mati terbunuh. Dan aku tidak ingin yang demikian menimpa dirimu.“

Membaca itu Ali bin Abi Thalib pun kemudian berseru;

“Barangsiapa yang ingin mati syahid dengan cepat, supaya menikahi Atikah.”

Atikah pun kemudian menerima lamaran Husain bin Ali bin Abi Thalib yang tak lama kemudian juga terbunuh. Suami terakhir Atikah adalah Husain bin Ali bin Abi Thalib karena setelah kematiannya, Atikah menolak lamaran dari Marwan dengan berkata;

“Aku tidak ingin lagi mempunyai mertua setelah Rasulullah.”

Itulah hidup Atikah. Wanita cantik, cerdas, dan seorang penyair yang banyak diinginkan lelaki. Semua yang pernah menjadi suaminya selalu mati sebagai syuhada, meskipun mereka belum lama menjadi suami isteri. Akhirnya Atikah meninggal pada tahun 40 Hijrah. Semoga Atikah bisa menjadi teladan bagi kita pada masa sekarang ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu

Anakpondok.com - Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu Bertaqwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benarnya! Kalau untuk urusan dunia kita begitu bersemangat, berangkat pagi pulang petang, tapi untuk urusan ketaqwaan kepada-Nya terkadang kita masih lalai cenderung meremehkan. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keaadan muslim.” Bagaimana kita menyiapkan kematian yang akan mendatangi kita. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang. Banyak ayat di dalam al-Quran yang mengingatkan kepada kita. antara lain: QS al-Jumu’ah ayat 8 قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُ

Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur?

Anakpondok.com - Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur? Pertama: Terdapat ancaman keras terhadap orang yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga keluar waktu. Imam Bukhari telah meriwayatkan, no. 553, dari Buraiah bin Hushaib Al-Aslamy radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya akan gugur." Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, no. 26946, dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ (وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في "صحيح الترغيب والترهيب) "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga habis waktunya, maka amalnya akan gugur." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Ta