Langsung ke konten utama

Pilihan Alloh untuk anda lebih baik dari pilihan anda untuk diri anda

Pilihan Alloh untuk anda lebih baik dari pilihan anda untuk diri anda
Anakpondok.com - Pilihan Alloh untuk anda lebih baik dari pilihan anda untuk diri anda

Seringkali keinginan kita tidak selaras dengan kehendak Alloh. Hidup aman, damai dan bisa berkumpul dengan keluarga adalah dambaan. Sebaliknya, jihad yang membuat kita berpisah dengan orang yang kita cintai untuk bertaruh nyawa menghadapi musuh sering dihindari oleh kita. Perasaan ini diingatkan oleh Alloh :

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ  

Diwajibkan atas kalian berperang padahal itu tidak menyenangkan bagimu. Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagi kamu. Alloh mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui [albaqoroh : 216]

Kenapa perang itu tidak disukai ? Karena di dalamnya terdapat penat dan rasa lelah, rasa takut dan resiko luka dan kematian. Akan tetapi betapa banyak kebaikan di dalamnya : Pahala akhirat yang tiada tara berupa aljannah dan jaminan selamat dari adzab, kemenangan di hadapan musuh dan hasil ghonimah.

Pada perang uhud, umat islam ditimpa kekalahan padahal yang mereka inginkan adalah kemenangan. Ternyata di balik kekalahan ada banyak kebaikan. Alloh berfirman :

إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ وَلِيُمَحِّصَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَيَمْحَقَ الْكَافِرِينَ

Jika kamu (pada perang uhud) mendapat luka, maka merekapun mendapat luka yang sama (pada perang badar). Masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia agar Alloh membedakan antara orang beriman dengan orang munafiq. Dan agar dijadikan sebagian diantara kalian sebagai syuhada. Alloh tidak menyukai orang-orang dzalim. Dan agar Alloh membersihkan orang-orang beriman dari dosa dan sebagai cara untuk menyiksa orang-orang kafir  [ali imron : 140-141]

Syaikh Abdurrohman Assa’di menerangkan bahwa ayat di atas berisi tentang hikmah di balik kekalahan umat islam pada perang uhud :

(1) Agar kekalahan dan kemenangan sama-sama dirasakan kedua belah pihak

Para sahabat mendapatkannya di perang badar, sedangkan orang kafir memperolehnya di medan uhud

(2) Untuk menunjukkan kepada para sahabat bahwa dunia milik mukmin dan kafir

Kemenangan Alloh berikan kepada mukmin di suatu waktu, pada kesempatan lain Alloh berikan kepada orang kafir. Itulah sifat dunia yang tidak kekal. Ini berbeda dengan akhirat dimana kebahagiaan hanya Alloh berikan kepada orang beriman

(3) Sebagai pembeda antara mukmin dan munafiq

Kekalahan di medan uhud, menyingkap orang-orang munafiq yang selama ini tersembunyi. Mereka tidak menunjukkan kesetiaannya terhadap islam saat penderitaan. Seandainya kemenangan selalu berpihak kepada orang beriman tentu akan berbondong-bondong masuk ke dalam islam orang yang tidak dikehendaki. Mukmin sejati selalu setia baik dalam masa sempit atau lapang, menang atau kalah, menderita atau bahagia, demikian seterusnya.

(4) Menjadikan sebagian sahabat memperoleh gelar syahid

Bukankah sebaik-baik kematian adalah mati syahid ? Sungguh kedudukan seorang muslim yang mati syahid lebih tinggi di adapan Alloh dari mukmin yang mendapat kemenangan di hadapan musuhnya

(5) Menghapus dosa orang beriman

Kekalahan meski mendatangkan kesedihan, ia akan menjadi pelebur dosa bila dihadapi dengan sabar dan ridlo

Walhasil, tidak ada alasan kecuali menerima kehendak Alloh meski tidak selaras dengan keinginan kita. Karena Alloh Maha Mengetahui sedangkan kita tidak mengetahui.

Oleh: Ustad Oman Suratman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu

Anakpondok.com - Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu Bertaqwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benarnya! Kalau untuk urusan dunia kita begitu bersemangat, berangkat pagi pulang petang, tapi untuk urusan ketaqwaan kepada-Nya terkadang kita masih lalai cenderung meremehkan. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keaadan muslim.” Bagaimana kita menyiapkan kematian yang akan mendatangi kita. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang. Banyak ayat di dalam al-Quran yang mengingatkan kepada kita. antara lain: QS al-Jumu’ah ayat 8 قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُ

Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur?

Anakpondok.com - Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur? Pertama: Terdapat ancaman keras terhadap orang yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga keluar waktu. Imam Bukhari telah meriwayatkan, no. 553, dari Buraiah bin Hushaib Al-Aslamy radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya akan gugur." Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, no. 26946, dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ (وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في "صحيح الترغيب والترهيب) "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga habis waktunya, maka amalnya akan gugur." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Ta

Perjalanan Rumah Tangga Atikah binti Zaid, Istri Para Syuhada’

Kali ini, kita akan mengupas profil shahabiyah yang memiliki kepribadian yang sangat agung. Beliau adalah Atikah binti Zaid yang sangat terkenal dengan kecantikan, kepandaian, tawadhu’, serta ketaatannya  kepada Allah. Atikah merupakan seorang wanita yang sangat cantik rupawan, seorang gadis yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Atikah merupakan putri dari Zaid bin Amr, salah seorang yang menghina berhala-berhala kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Zaid tidak sempat bertemu dengan Rasulullah, tetapi hatinya telah menanti dan mencintai Rasul, hingga Rasulpun melihatnya di syurga. Saudara Atikah juga merupakan ahli syurga ia adalah Said bin Zaid, suami dari fathimah binti Khattab. Atikah telah mewarisi kefasihan, kemampuan bersyair, kelembutan perasaan, ketajaman hati, kesucian jiwa untuk beriman dari ayahnya. Maka tatkala Rasul menyuruh kepada Islam dia langsung menyambut seruan tersebut dan berbaiat kepada Rasul, serta beliau juga ikut serta dalam hijrah. Atikah meni