Langsung ke konten utama

Hiburan bagi Orang yang Terkena Musibah

Hiburan bagi Orang yang Terkena Musibah
Anakpondok.com - Hiburan bagi Orang yang Terkena Musibah

Musibah kadang menyisakan rasa jengkel.
Penyebab musibah kadang jadi sasaran celaan.

Akan tetapi, bila hamba Allah sudah paham bahwa musibah beserta penyebabnya itu adalah takdir, yang sudah ditetapkan oleh-Nya,
Maka seharusnya dia bersabar atas takdir Allah,
Pasrahkan semua urusan kepada Allah,
Karena itulah sikap yang diperintahkan Allah bagi setiap hamba-Nya yang tertimpa musibah.

Allah Ta’ala berfirman,

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلاَّ بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan seizin Allah.” (QS. At-Taghabun: 11)

Rasa jengkel (al-jaz’u) adalah lawan dari sifat sabar (ash-shabru).
Sifat sabar adalah jembatan untuk meraih sifat ridha.

Oleh sebab itu, tidak ada kebaikan sedikit pun dalam sifat lemah (al-‘ajzu) dan sifat jengkel (al-jaz’u).

Kadang kita lihat sebagian orang yang beragama,
Jika mereka dizalimi atau mereka melihat kemungkaran, lalu tidak ada orang yang menolong mereka,
Sudahlah mereka kalah,
Tak bersabar pula.
Jiwanya pun menjadi lemah,
Rasa jengkel pun memenuhi dadanya.

Dalam Shahih Muslim terdapat hadits riwayat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف، وفي كل خير.
احرص على ما ينفعك ، واستعن بالله ، ولاتعجز.
وإن غلبك أمر فلاتقل لو أني فعلت كذا لكان كذا وكذا،
ولكن قل قدر الله وماشاء فعل ، فإن لو تفتح عمل الشيطان

“Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dibandingkan mukmin yang lemah; pada keduanya terdapat kebaikan (karena mereka semua tetaplah mukmin, pen.).

Bersemangatlah mengerjakan apa pun yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan Allah, dan jangan sampai lemah!

Andai keinginanmu tak tercapai, jangan katakan, ‘Andai saya lakukan ini dan itu maka pasti akan begini dan begitu.’

Akan tetapi, katakanlah, ‘Qadarullahi wa ma sya’a fa’ala (ini adalah ketetapan Allah; segala sesuatu yang Dia kehendaki aka Dia lakukan).’

Ucapan ‘andai’ akan membuka jalan bagi setan.” (HR. Muslim, 4:2502)


Barang siapa ingin menjadi orang yang bersikap ridha, hendaklah dia tahan dirinya dari sikap:

jengkel (al-jaz’u),
mengeluh (al-hal’u),
bersungut-sungut (at-tasyki),
menggerutu, dan
perbuatan anggota badan yang tidak pantas.
Bila dia tahan dirinya dari sikap-sikap itu maka demikianlah wujud ketegarannya dalam menerima takdir Allah dan hukum syariat-Nya.

Meski demikian, bukan berarti dia harus membuat hatinya mati rasa, tidak boleh memiliki emosi, atau tidak boleh menyimpan kesan terhadap sebuah peristiwa.

Namun, yang diharapkan dari seorang mukmin adalah …

Dia menahan dirinya, jangan sampai perasaannya terhadap musibah itu menjatuhkannya ke jurang kesalahan dan membuat hatinya mengeras.
Sebagai seorang mukmin, sepatutnya dia menghadapinya dengan sikap sabar dan tegar.

Emosi yang meletup-letup ketika menghadapi musibah bukanlah sifat orang yang ridha terhadap ketetapan dan takdir Allah. ( Wanita Salihah / Anakpondok.com )

*
Diterjemahkan secara bebas dari Majallah Jami’ah Ummul Qura’, 5:429 (diakses dari Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu

Anakpondok.com - Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu Bertaqwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benarnya! Kalau untuk urusan dunia kita begitu bersemangat, berangkat pagi pulang petang, tapi untuk urusan ketaqwaan kepada-Nya terkadang kita masih lalai cenderung meremehkan. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keaadan muslim.” Bagaimana kita menyiapkan kematian yang akan mendatangi kita. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang. Banyak ayat di dalam al-Quran yang mengingatkan kepada kita. antara lain: QS al-Jumu’ah ayat 8 قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُ

Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur?

Anakpondok.com - Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur? Pertama: Terdapat ancaman keras terhadap orang yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga keluar waktu. Imam Bukhari telah meriwayatkan, no. 553, dari Buraiah bin Hushaib Al-Aslamy radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya akan gugur." Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, no. 26946, dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ (وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في "صحيح الترغيب والترهيب) "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga habis waktunya, maka amalnya akan gugur." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Ta

Perjalanan Rumah Tangga Atikah binti Zaid, Istri Para Syuhada’

Kali ini, kita akan mengupas profil shahabiyah yang memiliki kepribadian yang sangat agung. Beliau adalah Atikah binti Zaid yang sangat terkenal dengan kecantikan, kepandaian, tawadhu’, serta ketaatannya  kepada Allah. Atikah merupakan seorang wanita yang sangat cantik rupawan, seorang gadis yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Atikah merupakan putri dari Zaid bin Amr, salah seorang yang menghina berhala-berhala kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Zaid tidak sempat bertemu dengan Rasulullah, tetapi hatinya telah menanti dan mencintai Rasul, hingga Rasulpun melihatnya di syurga. Saudara Atikah juga merupakan ahli syurga ia adalah Said bin Zaid, suami dari fathimah binti Khattab. Atikah telah mewarisi kefasihan, kemampuan bersyair, kelembutan perasaan, ketajaman hati, kesucian jiwa untuk beriman dari ayahnya. Maka tatkala Rasul menyuruh kepada Islam dia langsung menyambut seruan tersebut dan berbaiat kepada Rasul, serta beliau juga ikut serta dalam hijrah. Atikah meni