Langsung ke konten utama

Keutamaan mengorbankan jiwa dan harta di jalan Allah

Keutamaan mengorbankan jiwa dan harta di jalan Allah
Anakpondok.com - Keutamaan Mongorbankan Jiwa dan Harta di Jalan Allah


Allah ta’ala berfirman

مَا كَانَ لِأَهْلِ الْمَدِينَةِ وَمَنْ حَوْلَهُمْ مِنَ الْأَعْرَابِ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ وَلَا يَرْغَبُوا بِأَنْفُسِهِمْ عَنْ نَفْسِهِ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ لَا يُصِيبُهُمْ ظَمَأٌ وَلَا نَصَبٌ وَلَا مَخْمَصَةٌ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَطَئُونَ مَوْطِئًا يَغِيظُ الْكُفَّارَ وَلَا يَنَالُونَ مِنْ عَدُوٍّ نَيْلًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ بِهِ عَمَلٌ صَالِحٌ ۚ إِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُحْسِنِينَ
وَلَا يُنْفِقُونَ نَفَقَةً صَغِيرَةً وَلَا كَبِيرَةً وَلَا يَقْطَعُونَ وَادِيًا إِلَّا كُتِبَ لَهُمْ لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Mereka tiada menafkahi anak suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh juga) karena Allah akan memberi balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan." (QS. At-Taubah: 120-121)

Allah mencelah orang-orang yang tidak turut serta bersama Rasulullah dan lebih mementingkan dirinya. Celaan ini lebih khusus bagi penduduk Madinah dan daerah sekitarnya. Sejatinya, mereka mengurangi pahalanya sendiri. Sebab, mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kegelapan, tidah memempati tempat yang membuat takut dan marah arang-orang kafir, tidak pula mewujudkan kemenangan atas musuh-musuhnya.

Padahal, dengan amal itu, Allah akan menetapkan baginyapahala amal shaleh yang banyak. Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang telah berbuat baik. Setiap kali pasukan (Allah) menafkahkan hartanya (banyak atau sedikit di jalan Allah) dan melewati lembah menuju Allah, Allah pasti menuliskan pahala (amal itu ) baginya dan dicatat dalam lembaran amalnya. Ini agar Allah memberinya pahala yang lebih baik, selain pahala jihad. Infaq dalam jumlah sedikit dalam jihad itu seperti infaq dalam jumlah banyak dalam kondisi yang lain (As'ad Haumad, Aisar At-Tafasir I/1356)


Hadits

Abu Abbas ra meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, "Barangsiapa kedua kakinya berdebu di jalan Allah, maka Allah akan mengharamkan neraka baginya. (HR. Bukhori No.907)


Hadits

Husein bin Harmalah Al-Mahri meriwayatkan, "Abu Al-Musabbih Al-Makro'i mengabarkan kepada kami ia berkata pada waktu kami berjalan dinegeri romawi, dalam satu rombongan yang di pimpin Malik bin Abdullah Al-Khats'ami, tiba-tiba Malik melewati Jabir bin Abdullah yang sedang berjalan menuntun bigholnya. Malik menyapanya Hai Abu Abdullah naiklah. Allah telah membekalimu bighol itu. Jabirpun menjawab aku sedang berbaik pada hewan tungganganku dan aku tidak butuh bantuan kaumku. Akupun mendengar Rasulullah bersabda, barangsiapa kedua kakinya berdebu di jalan Allah, Allah akan mengharamkan neraka baginya.

Malik Takjub dengan perkatannya itu. Lalu ia berjalan kaki sampai mendengar panggilan dengan suara keras, wahai Abu Abdullah, naiklah! Allah telah membekalimu. Jabir membalas aku sedang berbaik pada hewan tungganganku dan aku tidak membutuhkan bantuan kaumku. Aku memndengar Rasulullah bersabda, "Barangsiapa kedua kakinya berdebu di jalan Allah, maka Allah akan mengharamkan neraka baginya," tiba-tiba orang-orang melompat dari tunggangannya. Kami belum pernah melihat orang yang berjalan kaki lebih banyak dari itu." (HR. Ibnu Hiban; X/464 No.4604)


Keutamaan mengorbankan jiwa dan harta di jalan Allah

💧 Infaq dalam jumlah sedikit dalam jihad nilainya sama dengan infaq dalam jumlah banyak pada kondisi lain.

💧 Barangsiapa kedua kakinya berdebu di jalan Allah, maka Allah akan haramkan neraka baginya.

Shahih Fadhillah Amal, Syaikh Ali bin Nayif Asy-Syuhud Syuhud, hal 100 - 102, Aqwam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu

Anakpondok.com - Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu Bertaqwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benarnya! Kalau untuk urusan dunia kita begitu bersemangat, berangkat pagi pulang petang, tapi untuk urusan ketaqwaan kepada-Nya terkadang kita masih lalai cenderung meremehkan. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keaadan muslim.” Bagaimana kita menyiapkan kematian yang akan mendatangi kita. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang. Banyak ayat di dalam al-Quran yang mengingatkan kepada kita. antara lain: QS al-Jumu’ah ayat 8 قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُ

Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur?

Anakpondok.com - Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur? Pertama: Terdapat ancaman keras terhadap orang yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga keluar waktu. Imam Bukhari telah meriwayatkan, no. 553, dari Buraiah bin Hushaib Al-Aslamy radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya akan gugur." Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, no. 26946, dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ (وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في "صحيح الترغيب والترهيب) "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga habis waktunya, maka amalnya akan gugur." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Ta

Perjalanan Rumah Tangga Atikah binti Zaid, Istri Para Syuhada’

Kali ini, kita akan mengupas profil shahabiyah yang memiliki kepribadian yang sangat agung. Beliau adalah Atikah binti Zaid yang sangat terkenal dengan kecantikan, kepandaian, tawadhu’, serta ketaatannya  kepada Allah. Atikah merupakan seorang wanita yang sangat cantik rupawan, seorang gadis yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Atikah merupakan putri dari Zaid bin Amr, salah seorang yang menghina berhala-berhala kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Zaid tidak sempat bertemu dengan Rasulullah, tetapi hatinya telah menanti dan mencintai Rasul, hingga Rasulpun melihatnya di syurga. Saudara Atikah juga merupakan ahli syurga ia adalah Said bin Zaid, suami dari fathimah binti Khattab. Atikah telah mewarisi kefasihan, kemampuan bersyair, kelembutan perasaan, ketajaman hati, kesucian jiwa untuk beriman dari ayahnya. Maka tatkala Rasul menyuruh kepada Islam dia langsung menyambut seruan tersebut dan berbaiat kepada Rasul, serta beliau juga ikut serta dalam hijrah. Atikah meni