Langsung ke konten utama

SELALU BERUJUNG KEMULIAAN

SELALU BERUJUNG KEMULIAANSELALU BERUJUNG KEMULIAAN

Melanjutkan tulisan pekan lalu yang berjudul “Qurrotu Ain; Mesti Diupayakan”, kali ini saya berbagi mengenai tahapan selanjutnya yaitu fase kehamilan.

Tidak dapat dipungkiri, wanita hamil selalu mendapat perhatian lebih di lingkungan masyarakat berperadaban. Di transportasi umum misalnya, wanita hamil selalu mendapat prioritas tempat duduk,  begitu pun di sarana-sarana pelayanan umum semisal rumah sakit, bank, kantor pos, wanita hamil sering mendapat berbagaai kemudahan pelayanan.

Sebagai agama pembawa peradaban, Islam pun “memberi” wanita hamil beberapa prioritas, di antaranya:
– Wanita hamil yang sudah ditalak tiga tetap menerima nafkah dari mantan suaminya sampai sesudah persalinan.
“…dan jika mereka (isteri-isteri yang sudah ditalaq) itu sedang hamil, Maka berikanlah kepada mereka nafkahnya hingga mereka bersalin…”(At thalaq:6)
– Wanita hamil juga mendapatkan keringanan dalam menjalankan puasa, statusnya sama dengan orang sakit dan orang yang sedang dalam perjalanan. Bahkan ada sebagian ulama yang berpendapat wanita hamil terbebas dari membayar kafarat.
– Bahkan dalam soal hukum, wanita hamil mendapatkan penangguhan hukuman. Sebagaimana kisah seorang wanita dari bani Juhainah, dia datang kepada Rasulullah SAW dalam keadaan hamil. Wanita tersebut mengaku telah melakukan perbuatan zina dan memohon untuk dihukum rajam. Namun Rasulullah SAW menolaknya dan menyuruh wanita tersebut kembali setelah melahirkan anaknya.

Tahapan selanjutnya adalah ketika persalinan, ini adalah tahapan yang mengkhawatirkan bagi wanita, karena merupakan pertaruhan hidup mati. Lagi-lagi Islam memberi tips untuk mengatasi ketakutan tersebut.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada Asma’ binti Umais sebuah doa untuk mengatasi kekhawatiran,

الله الله ربي لا أشرك به شيأ
“Allah, Allah Rabbku, Aku tidak menyekutukannya dengan sesuatu pun.”

Dan tidak melulu soal kegembiraan, kesedihan dalam hal ini (baca: keguguran) pun tetap mendapat kemuliaan dalam Islam.

Rasulullah SAW bersabda:

والذي نفسي بيده إن السقط ليجر أمه بسرره إلى الجنة إذ احتسبته

“Demi dzat yang jiwaku berada di tangannya, sesungguhnya bayi yang gugur benar-benar akan menarik ibunya dengan tali pusarnya ke surga bila ibunya rela”

Yang dimaksud dengan kerelaan di atas adalah sang ibu mampu bersabar atas keguguran yang dialaminya.


Demikianlah posisi wanita hamil dalam Islam, dimuliakan dan selalu berujung pada kemuliaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu

Anakpondok.com - Bagaimana Cara Hidupmu, Begitulah Cara Matimu Bertaqwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benarnya! Kalau untuk urusan dunia kita begitu bersemangat, berangkat pagi pulang petang, tapi untuk urusan ketaqwaan kepada-Nya terkadang kita masih lalai cenderung meremehkan. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kalian mati melainkan dalam keaadan muslim.” Bagaimana kita menyiapkan kematian yang akan mendatangi kita. Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap makhluk yang bernyawa pasti akan mati, hanya tidak ada di antara kita yang mengetahui kapan kematian itu akan datang. Banyak ayat di dalam al-Quran yang mengingatkan kepada kita. antara lain: QS al-Jumu’ah ayat 8 قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُ

Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur?

Anakpondok.com - Orang Yang Meninggalkan Shalat Ashar, Apakah Amalnya Akan Gugur? Pertama: Terdapat ancaman keras terhadap orang yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga keluar waktu. Imam Bukhari telah meriwayatkan, no. 553, dari Buraiah bin Hushaib Al-Aslamy radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ ، فَقَدْ حَبِطَ عَمَلُه "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar, maka amalnya akan gugur." Sedangkan Imam Ahmad meriwayatkan dalam musnadnya, no. 26946, dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, مَنْ تَرَكَ صَلَاةَ الْعَصْرِ مُتَعَمِّدًا ، حَتَّى تَفُوتَهُ ، فَقَدْ أُحْبِطَ عَمَلُهُ (وصححه الشيخ الألباني رحمه الله في "صحيح الترغيب والترهيب) "Siapa yang meninggalkan shalat Ashar dengan sengaja hingga habis waktunya, maka amalnya akan gugur." (Dinyatakan shahih oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Ta

Perjalanan Rumah Tangga Atikah binti Zaid, Istri Para Syuhada’

Kali ini, kita akan mengupas profil shahabiyah yang memiliki kepribadian yang sangat agung. Beliau adalah Atikah binti Zaid yang sangat terkenal dengan kecantikan, kepandaian, tawadhu’, serta ketaatannya  kepada Allah. Atikah merupakan seorang wanita yang sangat cantik rupawan, seorang gadis yang berasal dari keluarga yang kaya raya. Atikah merupakan putri dari Zaid bin Amr, salah seorang yang menghina berhala-berhala kaum Quraisy pada zaman jahiliyah. Zaid tidak sempat bertemu dengan Rasulullah, tetapi hatinya telah menanti dan mencintai Rasul, hingga Rasulpun melihatnya di syurga. Saudara Atikah juga merupakan ahli syurga ia adalah Said bin Zaid, suami dari fathimah binti Khattab. Atikah telah mewarisi kefasihan, kemampuan bersyair, kelembutan perasaan, ketajaman hati, kesucian jiwa untuk beriman dari ayahnya. Maka tatkala Rasul menyuruh kepada Islam dia langsung menyambut seruan tersebut dan berbaiat kepada Rasul, serta beliau juga ikut serta dalam hijrah. Atikah meni